Survey Terbaru LSI "TIDAK INDEPENDEN" => Part 1
Lembaga Survey Indonesia sebagai salah satu lembaga survey terbesar di indonesia pada survey yang dilakukan terakhir ini dinilai tidak independen oleh banyak pihak. Dari hasil survey yag dilakukan oleh LSI pada tanggal 25-29 Mei 2009 di 33 provinsi, dengan 2999 responden, pada tingkat kepercayaan 95% dengan margin error +/- 1,8 %, menyebutkan bahwa pasangan SBY-Boediono akan keluar sebagai pemenang. Pasangan Capres-Cawapres yang diusung koalisi Partai Demokrat ini memperoleh 70% suara. Megawati-Prabowo menyusul berikutnya dengan 18 %, dan JK-Wiranto 7%. sedangkan 5 % responden mengaku tidak tahu dan belum menentukan jawaban.
Menurut LSI, keunggulan elektabilitas SBY di atas 50 % in terjadi sejak Maret 2009, dan menguat sejak hasil pemilu legislatif yang menempatkan Partai Demokrat sebagai peraih suara terbanyak diketahui secara luas. Ada band-wagon effect pada SBY akibat dari keunggulan PD dalam pemilu legislatif 9 April
Banyak pihak menilai LSI tidak independen. Ungkapan ini salah satunya disampaikan oleh Tim Sukses Mega-Prabowo yang menolak hasil survei LSI (Lembaga Survei Indonesia) yang menempatkan SBY sebagi pemenang pilpres. Survei LSI dituding sebagai pesanan Tim Sukses SBY-Boediono. dan menganggap, bahwa Survei LSI ini di biayai oleh Fox (Indonesia) dan Fox itu tim konsultan SBY.
Selain Tim Sukses Mega Prabowo yang menolak hasil survey ini, tim sukses dari pasangan JK-Wiranto juga mengungkapkan bahwa LSI melakukan Kebohongan publik.
Tim ini pun menuduh LSI tidak independen dan membohongi publik. Mereka meragukan kredibilitas hasil survei ini karena Lembaga Survei tersebut merupakan tim sukses pasangan tertentu dan menempatkan dan menetapkan terlalu tinggi untuk pasangan lain. Ini kejahatan intelektual dan pembohongan publik. Menurut Tim JK-Win, modus publikasi hasil survei semacam ini dimaksudkan untuk memenangkan capres tertentu dengan cara menggiring publik untuk meyakini kebenarannya. Hal ini dilakukan untuk menjadi payung agar nanti dalam proses pilpres dapat dilakukan apapun agar dapat memenangkan kompetisi. Tentu ini sangat berbahaya dan mencederai demokrasi.
Menurut LSI, keunggulan elektabilitas SBY di atas 50 % in terjadi sejak Maret 2009, dan menguat sejak hasil pemilu legislatif yang menempatkan Partai Demokrat sebagai peraih suara terbanyak diketahui secara luas. Ada band-wagon effect pada SBY akibat dari keunggulan PD dalam pemilu legislatif 9 April
Banyak pihak menilai LSI tidak independen. Ungkapan ini salah satunya disampaikan oleh Tim Sukses Mega-Prabowo yang menolak hasil survei LSI (Lembaga Survei Indonesia) yang menempatkan SBY sebagi pemenang pilpres. Survei LSI dituding sebagai pesanan Tim Sukses SBY-Boediono. dan menganggap, bahwa Survei LSI ini di biayai oleh Fox (Indonesia) dan Fox itu tim konsultan SBY.
Selain Tim Sukses Mega Prabowo yang menolak hasil survey ini, tim sukses dari pasangan JK-Wiranto juga mengungkapkan bahwa LSI melakukan Kebohongan publik.
Tim ini pun menuduh LSI tidak independen dan membohongi publik. Mereka meragukan kredibilitas hasil survei ini karena Lembaga Survei tersebut merupakan tim sukses pasangan tertentu dan menempatkan dan menetapkan terlalu tinggi untuk pasangan lain. Ini kejahatan intelektual dan pembohongan publik. Menurut Tim JK-Win, modus publikasi hasil survei semacam ini dimaksudkan untuk memenangkan capres tertentu dengan cara menggiring publik untuk meyakini kebenarannya. Hal ini dilakukan untuk menjadi payung agar nanti dalam proses pilpres dapat dilakukan apapun agar dapat memenangkan kompetisi. Tentu ini sangat berbahaya dan mencederai demokrasi.