Deklarasi Pemilu Damai, MEGA-Prabowo "Tak BerETIKA" => PART 3
Apa Sebenarnya Yang Salah Dari Monolog BUTET ?????
"Bagi saya, Mas Butet adalah budayawan hebat, pahlawan aspirasi masyarakat, kali ini terkesan memprovokasi perseteruan," kata Ketua Umum Kesatuan Aksi Mahasiswa Muslim Indonesia (KAMMI) Rahman Toha Rahman dalam diskusi terbatas dengan wartawan di Jakarta, Kamis (10/6/2009) malam.
Menurut Rahman, suasana permusuhan, bukan lagi tercium tetapi sangat terasa saat deklarasi damai tersebut. Tentunya bukan hanya kontra-produktif, tetapi justru membuat seorang budayawan mendorong tindakan yang tidak berbudaya.
"Harus diingat bahwa acara pemilu damai pilpres 2009 bukan acara seperti di Republik Mimpi. Butet Kertarajasa pahlawan kami ketika tahun 1997 sampai 1998, kali ini terpeleset pada acara resmi KPU," jelasnya.
Selain itu monolog Butet tersebut tidak ada dalam geladi resik yang dilaksanakan oleh KPU sebelum acara Deklarasi Pemilu Damai ini dilaksanakan. Anggota Komisi Pemilihan Umum (KPU) Endang Sulastri mengaku bahwa monolog Butet Kertaradjasa tidak ada dalam gladi resik acara Deklarasi Pemilu Damai. Gladi resik ini dilakukan, Rabu (10/6) siang tadi. "Memang pada saat gladi resik tidak ada. Tidak muncul itu," kata Endang, seusai Deklarasi Pemilu Damai di Hotel Bumikarsa Bidakara, Jakarta, Rabu malam. Jika pada geladi resik Monolog Butet tidak ada, berarti itu adalah rencana sepihak oleh Mega-Prabowo yang melanggar kesepakatan sebelumnya. Nah ini salah satu hal yang menunjukkan bahwa Mega-Prabowo itu tidak beretika.
Monolog yang ditampilkan oleh Butet masuk dalam atraksi kesenian yang disuguhkan pasangan Mega-Prabowo memakan waktu lebih dari 20 menit. Padahal, KPU hanya memberikan waktu pada masing-masing pasangan untuk mempertunjukkan atraksi kesenian dan orasi sekitar 20 menit. yang terbagi 7 menit untuk pertunjukkan, dan 13 menit unntuk orasi Capres.
Kemudian muncul pertanyaan, mengapa KPU tidak memberhentikan acara saat monolog yang melebihi ketentuan waktu yang diberikan oleh KPU ??? Apakah KPU sengaja memberi kelonggaran Special kepada Mega-Prabowo, ???? Menanggapi hal ini, Endang mengatakan bahwa pihaknya tidak memberikan kelonggaran waktu bagi pasangan ini. "Tadi kita tidak menambahkan waktu, cuma kita tidak mungkin menghentikan di tengah-tengah," ujarnya.
Jika saat kampanye sebelum menjadi presiden telah melakukan hal yang tidak taat aturan, apakah layak untuk menjadi presiden yang nantinya akan membawa bangsa indonesia ini lima tahun mendatang. Atau nanti juga akan melakukan hal sama setelah melakukan presiden dengan memanfaatkan celah, dan tidak manaati aturan. Bagaimana jika ini juga akan dilakukan oleh para rakyat ???? dan semua bangsa indonesia tidak taat aturan ?? Akan Dibawa kemana bangsa ini.... Sekarang Rakyat silakan berfikir kembali siapa yang layak untuk menjadi presiden 2009-2014, yang dapat mensejahterakan bangsa indonesia, dan dapat menjadi panutan bagi seluruh rakyat indonesia, sebai Presiden, sebagai putra terbaik bangsa dan orang nomer saru di negeri ini. END
"Bagi saya, Mas Butet adalah budayawan hebat, pahlawan aspirasi masyarakat, kali ini terkesan memprovokasi perseteruan," kata Ketua Umum Kesatuan Aksi Mahasiswa Muslim Indonesia (KAMMI) Rahman Toha Rahman dalam diskusi terbatas dengan wartawan di Jakarta, Kamis (10/6/2009) malam.
Menurut Rahman, suasana permusuhan, bukan lagi tercium tetapi sangat terasa saat deklarasi damai tersebut. Tentunya bukan hanya kontra-produktif, tetapi justru membuat seorang budayawan mendorong tindakan yang tidak berbudaya.
"Harus diingat bahwa acara pemilu damai pilpres 2009 bukan acara seperti di Republik Mimpi. Butet Kertarajasa pahlawan kami ketika tahun 1997 sampai 1998, kali ini terpeleset pada acara resmi KPU," jelasnya.
Selain itu monolog Butet tersebut tidak ada dalam geladi resik yang dilaksanakan oleh KPU sebelum acara Deklarasi Pemilu Damai ini dilaksanakan. Anggota Komisi Pemilihan Umum (KPU) Endang Sulastri mengaku bahwa monolog Butet Kertaradjasa tidak ada dalam gladi resik acara Deklarasi Pemilu Damai. Gladi resik ini dilakukan, Rabu (10/6) siang tadi. "Memang pada saat gladi resik tidak ada. Tidak muncul itu," kata Endang, seusai Deklarasi Pemilu Damai di Hotel Bumikarsa Bidakara, Jakarta, Rabu malam. Jika pada geladi resik Monolog Butet tidak ada, berarti itu adalah rencana sepihak oleh Mega-Prabowo yang melanggar kesepakatan sebelumnya. Nah ini salah satu hal yang menunjukkan bahwa Mega-Prabowo itu tidak beretika.
Monolog yang ditampilkan oleh Butet masuk dalam atraksi kesenian yang disuguhkan pasangan Mega-Prabowo memakan waktu lebih dari 20 menit. Padahal, KPU hanya memberikan waktu pada masing-masing pasangan untuk mempertunjukkan atraksi kesenian dan orasi sekitar 20 menit. yang terbagi 7 menit untuk pertunjukkan, dan 13 menit unntuk orasi Capres.
Kemudian muncul pertanyaan, mengapa KPU tidak memberhentikan acara saat monolog yang melebihi ketentuan waktu yang diberikan oleh KPU ??? Apakah KPU sengaja memberi kelonggaran Special kepada Mega-Prabowo, ???? Menanggapi hal ini, Endang mengatakan bahwa pihaknya tidak memberikan kelonggaran waktu bagi pasangan ini. "Tadi kita tidak menambahkan waktu, cuma kita tidak mungkin menghentikan di tengah-tengah," ujarnya.
Jika saat kampanye sebelum menjadi presiden telah melakukan hal yang tidak taat aturan, apakah layak untuk menjadi presiden yang nantinya akan membawa bangsa indonesia ini lima tahun mendatang. Atau nanti juga akan melakukan hal sama setelah melakukan presiden dengan memanfaatkan celah, dan tidak manaati aturan. Bagaimana jika ini juga akan dilakukan oleh para rakyat ???? dan semua bangsa indonesia tidak taat aturan ?? Akan Dibawa kemana bangsa ini.... Sekarang Rakyat silakan berfikir kembali siapa yang layak untuk menjadi presiden 2009-2014, yang dapat mensejahterakan bangsa indonesia, dan dapat menjadi panutan bagi seluruh rakyat indonesia, sebai Presiden, sebagai putra terbaik bangsa dan orang nomer saru di negeri ini. END